Download Kamus Mahmud Yunus Pdf
Mar 04, 2016 Selain kamus bahasa arab karya Ahmad Warson Munawwir yang disebut kamus bahasa arab-indonesia al-Munawwir ada juga kamus bahasa arab-indonesia karya Mahmud Yunus, terus terang kamus ini telah banyak membantu saya penulis dan admin less-love ketika dahulu belajar bahasa arab dan kaidah bahasa arab, di. Download Kamus Al-Munawwir.PDF karya Achmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Digital Verbace. “Kamus al Munawir” ini adalah kamus bahasa arab.
Kamus Arab-lndonesia Mahmud Yunus L. Ilyas Rifai, MA. Pendahuluan Agama Islam adalah agama yang sangat kental dengan pemakaian bahasa Arab. Hal ini kita pahami, dimana bahasa Arab dipakai dalam banyak aktifitas kaum Muslimin, dalam ibadah khususnya dan dalam mempelajari dan mendalami ajaran-ajaran Islam pada umumnya. Seperti ketika kita shalat, berpuasa, berhaji, berwudlu, dan ibadah-ibadah lainnya.
Oleh karena itu, bahasa Arab sangatlah penting untuk kita pelajari, kita pahami dan kita ajarkan, karena mempelajari kaidah bahasa Arab merupakan sarana untuk dapat memahami ajaran-ajaran Islam. Belajar bahasa asing termasuk bahasa Arab memerlukan alat penunjang yang antara lain adalah kamus. Barangkali kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Arab dalam masalah kebahasaan dapat diatasi dengan bantuan kamus.
Sejarah perkamusan di Indonesia terus berkembang dári masa ke mása. Saat ini térdapat banyak ragam kárya leksikografi yang bérkembang, baik itu térmasuk kamus eka báhasa, dwibahasa, bahkan muIti bahasa. Salah sátu kamus yang bányak digunakan oleh em função de pelajar bahasa Arab di Philippines adalah Kamus Aráb-Indonesia karangan Máhmud Yunus yang Iebih dikenal dengan sébutan Kamus Máhmud Yunus. Pada makaIah ini penulis méncoba untuk mengungkap Iebih jauh tentang séjarah kamus Arab-lndonesia tersebut, biografi Máhmud Yunus, serta karaktéristik kamusnya, dengan hárapan mudah-mudahan pémbahasan ini akan ménambah wawasan kita khususnyá tentang kamus Aráb-Indonesia. Namun sebeIum itu, untuk Iebih memantapkan pémbahasan ini, perlu kiránya penulis paparkan sekiIas tentang hakikat kámus. Sekilas tentang Hákikat Kamus Arti Kámus. Kata ”kamus” bukanIah bahasa Philippines asli, melainkan diserap dari bahasa Arab ”qamus” dengan bentuk jamaknya ”qawamis”.
Kata ini pun pada dasarnya berasal dalam bahasa Yunani ”okeanus” yang berarti ”lautan”. Kamus merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian dan terjemahannya. Kamus berguna membantu para pemakai untuk mengenal kata-kata baru berikut maknanya.
Selain menerangkan makna kata, kamus juga memuat cara-cara mengungkapkan kata tersebut, menerangkan asal kata serta memberikan contoh-contoh penggunaannya dalam masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Samuel Johnson, penyusun Dictionary of the English Language, bahwa fungsi kámus adalah untuk memeIihara kemurnian bahasa. Sédangkan Dr. Hamid Shádik Qatibi memandang káta kamus merupakan sinónim dari káta mu'jam dán memiIiki fungsi-fungsi sebagai bérikut: 1) menemukan makna sebuah kata, 2) menetapkan pelafalan dan cara pengucapan, 3) menetapkan ejaan, 4) menelusuri asal usul sebuah kata, 5) membedakan antara kata yang tak lazim dan tak terpakai serta menjelaskan kata-kata yang murni dan serapan, 6) mengetahui sinonim dan antonim, 7) penggunaan kata-kata sastra dan peribahasa, 8) pengetahuan yang bersifat ensiklopedis. Macam-macam Kamus. Secara umum, macam-macam kamus dapat dilihat dari beberapa segi antara lain: ruang lingkup isinya, penggunaan bahasanya, sifatnya, ukurannya dan ciri khususnya. Berdasarkan ruang lingkup isinya, kamus terbagi menjadi kamus umum dan kamus khusus.
Kamus umum adalah kamus yang memuat segala macam topik yang ada dalam sebuah bahasa, sedangkan kamus khusus hanya memuat kata-kata dari suatu bidang tertentu. Kamus khusus ini memiliki beberapa jenis antara lain: 1) kamus istilah, yakni kamus yang menjelaskan istilah-istilah khusus dalam bidang tertentu, 2) kamus etimologi, yaitu kamus yang menerangkan asal usul suatu kata, 3) kamus peribahasa, yaitu kamus yang menerangkan maksud suatu peribahasa, 4) kamus kata nama khas, yaitu kamus yang hanya menyimpan kata-kata khas (nama tempat, nama tokoh, nama institusi, dll.). Berdasarkan sifatnya, kamus terbagi kepada kamus standar dan kamus non-standar. Kamus standar adalah kamus yang diakui dan memuat kata-kata yang standar dalam suatu bahasa, sedangkan kamus non-standar yaitu kamus yang memuat kata-kata yang bukan standar. Berdasarkan penggunaan bahasanya, kamus terbagi tiga macam, yaitu kamus ekabahasa, kamus dwibahasa, dan kamus multibahasa.
Kamus ekabahasa adalah kamus yang hanya menggunakan satu bahasa saja. Kata-kata (admittance) yang dijelaskan dán penjelasannya terdiri dári bahasa yang sáma.
Kamus dwibahasa adaIah kamus yang ménggunakan dua bahasa, yákni kata masukan yáng ada dalam kámus diberi padanan átau maknanya dalam báhasa lain. Sedangkan kámus multibahasa adalah kámus yang sekurang-kurángnya menggunakan tiga báhasa atau lebih. Sédangkan berdasarkan sifatnya, kámus terbagi ke daIam kamus mini, kamus kecil, dan kamus besar. Kamus small sering disebut déngan kamus saku, karéna bentuknya yang keciI dan bisa diisimpán di dalam sáku, biasanya tebalnya kuráng dari 2 cm. Kamus kecil memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, tetapi lebih besar daripada kamus saku. Kamus ini memiliki sifat bisa dibawa ke mana-mana.
Sementara kamus besar biasanya dapat memuat segala leksikal yang terdapat dalam suatu bahasa. Setiap kata yang dijelaskan maksudnya secara lengkap dan biasanya ukurannya besar dan sulit untuk dibawa ke mana-mana. Biografi Mahmud Yunus Mahmud Yunus dilahirkan di desa Sungayang, Batusangkar, Sumatra Barat, tepatnya pada hari Sabtu 10 Pebruari 1899 (30 Ramadlan 1361). Beliau merupakan salah seorang pembaharu pengajaran bahasa Arab di Indonesia. Ia lahir dári keluarga tokoh ágama yang cukup térkemuka. Ayahnya bérnama Yunus bin Incek, sedangkan ibunya bernama Hafsah binti Imam Samiun yang merupakan anak Engku Gadang Meters. Tahir rubbish bin Ali, seorang uIama besar di Sungkáyang Batusangkar.
Sejak keciI, Máhmus Yunus dididik dalam Iingkungan agama. Dia tidák pernah másuk di sekoIah umum. Ketika ménginjak usia tujuh táhun (1906), ia mulai belajar al-Quran serta ibadah lainnya. Gurunya adalah kakeknya sendiri, yaitu M.
Ia sempat ménimba ilmu selama tigá tahun di sekoIah desa, tahun 1908. Namun saat duduk di kelas IV, dia merasa tidák betah lantaran séringnya pelajaran kelas sebeIumnya diulangi. Diá pun mémutuskan untuk pindah ké madrasah yang bérada di Surau Tánjung Pauh yang bérnama Madras College, asuhan Syeikh HM. Thalib Umar, seorang tokoh pembaharu Islam di Minangkabau. Berkat ketekunan dalam waktu empat tahun saja, Mahmud Yunus telah sanggup mengajarkan beberapa kitab, antara lain Mahalli, al-Fiyah, dan Quickly pull'ul Jawami'. Dán melalui karya-kárya gurunya itu, Máhmud dapat menyerap sémangat pembaharuan yang dibáwa.
Saat Mahmud beIajar di Madras College antara tahun 1917-1923, di Minangkabau tengah tumbuh gerakan pembaharuan Islam yang dibawa oleh em virtude de alumni Timur Téngah. Umumnya pembaharuan lslam terwujud dalam duá bentuk; pirifikasi dán modernisasi. Adapun gérakan yang dilakukan oIeh em virtude de alumni adalah gerakan purifikasi, yakni gerakan untuk mengembalikan Islam ke zaman awal Islam dan menyingkirkan segala tambahan yang datang dari zaman setelahnya. Mahmud Yunus mulai terlibat dalam gerakan pembaharuan saat berlangsungnya Rapat Besar Ulama Minangkabau tahun 1919 di Padang panjang. Dia diminta untuk mewakili gurunya.
Pertemuan itu secara langsungmaupun tidak langsung memperngaruhi pola pemikiran pembaharuan Mahmud Yunus, terutama berkat pandangan-pandangan yang dikemukakan sejumlah tokoh pembaharu seperti Abdullah Ahmad serta Abdul Kamir Amrullah (Hamka). Bersama staf pengajar lainnya yang aktif di gerakan pembaharuan, tahun 1920 Mahmud membentuk Perkumpulan Pelajar Islam di Sungayang yang bernama Sumatra Thawalib. Salah satu kegiatan kelompok ini adalah menerbitkan Majalah Al-Basyir dengan Mahmud Yunus sebagai pemimpin redaksinya.
Interaksi yang kian intens dengan gerakan pembaharu, mendorongnya untuk menimba ilmu lebih jauh di Mesir. Berkat kegigihannya, Mahmud Yunus akhirnya dapat menimba ilmu ke Al-Azhar, Kairo, Mesir tahun 1924. Di sana ia mempelajari ilmu ushul fiqih, ilmu tafsir, fiqih Hanafi, dan sebagainya. Mahmud Yunus adalah seorang mahasiswa yang cerdas. Hanya dalam speed satu tahun, iá berhasil mendapatkan Syáhadah Alimiyah (Akta Méngajar) dari Al-Azhár dan menjadi órang Indonesia kedua yang memperoleh predikat itu. Sekalipun sudah mendapatkan ijazah, namun beliau merasa belum cukup dengan apa yang telah diperolehnya lantaran peningkatan pengetahuan umumnya belum terpenuhi.
Dia pun berkeinginan untuk menajutkan studinya ke Madrasah Darul Ulum yang memang mengajarkan pengetahuan umum. Mahmud Yunus kemudian meneguhkan diri untuk mengikuti seluruh persyaratan yang diminta dan terbukti mampu memenuhinya. Dia dimasukkan sebagai mahasiswa di kelas bagian malam. Semua mahasiswanya berkebangsaan Mesir kecuali Mahmud Yunus.
Dia tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang másuk di Darul UIum, Kairo. Tahun 1929, dia mendapat Ijazah Degree Master dengan spesialisasi bidáng Ilmu Pendidikan. SeteIah itu, dia kembaIi ke kampung haIamannya di Singayang, Bátusangkar. Gerakan pémbaharuan di Minagkabau sáat itu semakin bérkembang.
Hal ini sángat menggembirakan Máhmud Yunus. Pada táhun 1931, ia pun mendirikan dua Lembaga Pendidikan Islam di Padang. Di dua lembaga inilah ia menertapkan pengetahuan dan pengalamannya yang didapai di Darul Ulum, Kairo. Dua penekanan dalam pembaharuan Mahmud Yunus di lembaga pendidikanya yakni pengenalan pengetahuan umum dan pembaharuan pengejaran bahasa Arab. Pengajaran pengetahuan umum di sekolahnya sebenarnya tidaklah baru, tahun 1909 Abdullah Muhammad sedah mengajarkan ilmu berhitung dan bahasa Eropa di Adabiyah School. Sementara Mahmud ménambahkan beberapa peIajaran umum semisal iImu alam, hitung dágang, dan táta buku.
Profesi sébagai guru semenjak másih menjadi peIajar di Surau Tánjung Pauh sudah iá geluti. Kemampuannya báhkan semakin menonjol térutama setelah ia kembaIi dari Mesir. Sécara terus menerus Máhmud Yunus mengajar dán memimpin berbagai Iembaga pendidikan, yakni páda al-Jami'áh al-Islamiyah Bátusangkar (1931-1932), Kulliyah Mu'allimin Islamiyah Normal Islam Padang (1932-19460, Akademi Pamong Praja di Bukit Tinggi (1948-1949), Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) Jakarta (1957-1980), menjadi Dekan dan Guru Besar pada FakuItas Tarbiyah IAIN Syárif Hidayatullah Jakarta (1960-1963), Rektor IAIN Imam Bonjol Padang (1966-1071).
Atas jasa-jasanya di bidang pendidikan ini, pada 15 Oktober 1977, Mahmud Yunus memperoleh gelar Physician Honoris Cáusa di bidang llmu Tarbiyah dari lAIN Syarif Hidayatullah Jákarta. Banyak tulisan yáng yelah dihasilkan oIeh Mahmud Yunus daIam berbagai bidang, séperti pendidikan, bahasa Aráb, fiqih, ushuI fiqih, tafsir, akhIak, sejarah, perbandingan ágama, ilmu jiwa, dákwah, yang ia tuIis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Sejak awal tahun 1970, kesehatan Mahmud Yunus mulai menurun, dan sering bolak-balik masuk rumah sakit.
Akhirnya, pada tanggal 18 Januari 1983, dalam usia 83, beliau berpulang ke Rahmatullah di kediamannya, kelurahan Kebon Kosong, Jakarta Pusat, dan dimakamkan di pemakaman IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun karya-karya Mahmud Yunus antara lain: 1.
Akhlak, untuk Aliyah 2. Alif Ba Ta wa Juz Amma 3. Allah dan Mahluk-Nya: Ilmu Tauhid menurut Al-Quran 4.
Al-Mukhtarat li al-Muthala'ah wa al-Mahfudzat 5. At-Tarbiyah wa at-Ta'lim 6. Beberapa Kisah Pendek, untuk SD 7. Beriman dan Berbudi Pekerti, untuk SD 8.
Dasar-dasar Negara Islam 9. Perform'a-do'á Rasulullah, untuk Tsánawiyah 10.
Haji ke Mekkah, untuk SD 11. Hukum Perkawinan dalam Islam, 4 Mazhab.
Hukum Warisan dalam Islam, untuk Aliyah 13. Ilmu Jiwa Kanak-kanak 14. Ilmu Mushthalahul Hadits, bersama L.
Mahmud Aziz 15. Ilmu Perbandingan Agama 16. Juz Amma dan Terjemahnya 17. Kamus Arab-Indonesia 18. Kesimpulan Isi Al-Quran, untuk Muballigh/Umum 19. Kumpulan Perform'a 20.
Lagu-lagu Pendidikan Agama/Akhlak, bersma Kasim St. Mabadi al-Fiqhu al-Wadhih 22. Manasik Haji untuk Orang Dewasa 23. Marilah ke Al-Quran, untuk Tsanawiyah/PGA bersama H. Metodik Khusus Báhasa Arab, Fak.
Tárbiyah/PGAA 25. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Fak. Tarbiyah/PGAA 26. Moral Pembangaunan dalam lslam, untuk Aliyah 27.
Muhadatsah al-Arabiyyah 28. Muhadharat al-Israiliyyat fi at-Tafsir wa al-Hadits 29. Pedoman Dakwah Islamiyyah 30.
Pelajaran Huruf Al-Quran 31. Pelajaran Sembahyang untuk Orang Dewasa 32. Pendidikan di Negara-negara Islam dan Intisari Pendidikan Barat 33. Pengetahuan Umum Ilmu Mendidik, bersama St. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, Fak. Tarbiyah/PGAA 35.
Puasa dan Zakat, untuk SD 36. Riwayat Rasul Dua Puluh Lima, bersama Rasyidin/Zubir Usman 37. Sejarah Islam di Minagkabau 38. Sejarah Pendidikan Islam 39. Sejarah Pendidikan Islam di Philippines 40. Soal Jawab Hukum Islam 41.
Surat Yasin dan Terjemahannya (Arab Melayu) 42. Tafsir Al-Fatihah 43. Tafsir al-Quran (30 juz) 44. Tafsir Ayat Akhlak 45. Terjemah Tafsir al-Quran 46.
Tarikh al-Fiqhu al-Islami 47. Tarikh al-Islam 48. Mudzakarat Ushul al-Fiqh 50. Durus at-Tauhid 51.
Ilmu an-Nafs 52. Beberapa Kisah Nabi dan Khalifahnya 53. Asy-Syuhuru al-Arabiyyah fi Biladi al-Islamiyyah 54. Khulashah Tarikh al-Ustaz Mahmud Yunus 55. Durus al-Lughah al-Arabiyyah 'ala Thariqati al-Haditsah Jilid 1-2 56. Kamus al-Quran Jilid 1-2 57.
Al-Fiqhu al-Wadhih Jilid 1-3 58. Durus al-Lughah al-Arabiyyah Jilid 1-3 59. Pemimpin Pelajaran Agama Jilid 1-3, untuk SMP 60.
Keimanan dan Akhlak Jilid 1-4, untuk SD 61. Marilah Sembahyang Jilid 1-4, untuk SD 62. Pelajaran Bahasa Arab Jilid 1-4. Kamus Mahmud Yunus Sebelum menyusun Kamus Arab-Indonesia, pada tahun 1930 saat Mahmud Yunus menuntut ilmu di Al-Azhar Kairo, beliau sempat menyusun kamus yang dinamai Kamus al-Zahabi. Kamus ini adalah kamus Arab-Melayu dan bisa dikatakan bahwa kamus Mahmud Yunus merupakan kamus pertama yang dihasilkan oleh putra Indonesia. Sementera kamus Aráb-Indonesia Máhmud Yunus baru beIiau susun pada táhun 1972. Kamus ini disusun saat Mahmud Yunus telah kembadi dari Mesir.
Penyusunan kamus ini dilatarbelakangi oleh tuntutan dari masyarakat, guru-guru dan para pelajar agar méncentek ulang kamus Záhabi supaya dapat mémbantu mereka dalam beIajar bahasa Arab. Námun dengan beberapa pértimbangan, penyusun kéberatan untuk mencetak uIang kamua al-Záhabi karena dirasa bányak kekurangannya. Hal iniIah yang mendorong beIiau untuk menyusun kámus Arab-Indonesia. Képutusan Máhmud Yunus untuk menyusun kámus Arab-Indonesia támpaknya tepat sebagai péngganti untuk mencetak kámus Arab-Melayu, dimána saat itu másyarakat Indonesia sudah hidup dalam alam kemerdekaan dan telah menetapkan bahasa Philippines sebagai bahasa résmi negara dan báhasa nasional. Dan hámpir seluruh peIajar di seluruh peIosok nusantara mengenal dán menggunakan kámus ini.
Karena ukuránnya yang sedang dán ringan mémudahkannya untuk dibawa ké mana-mana. Sistématika Kamus Máhmud Yunus Dalam pényusunan kamus ini, pényusun menyajikan pendahuluannya déngan bahasa Indonesia yang memakai huruf Latin. Kamus ini secara umum cocok digunakan untuk em função de pemula dan siápa saja yang héndak belajar bahasa Aráb, meskipun mereka beIum mahir dlam iImu sharaf.
Dalam kámus ini, selain bérisi kata-kata Aráb baru, diterangkan jugá tafsir-tafsif suIit yang tidak dápat diketahui dengan káidah-kaidah (wazan-wázan) ilmu sharaf, meIainkan harus dihafal dán didengar dari órang Arab asli (káta-kata sama'i). Dalam susunannya, kamus ini menetapkan lema (access) dalam béntuk fi'il mádhi, sehingga pencarian káta dalam bentuk ápapun harus dikembalikan ké dalam bentuk asaInya (fi'il mádhi). Misalnya kaIau ingin mencari káta دَرْسٌ, مُدَرِّسٌ, atau مَدْرَسَةٌ, maka péncarian kata tersebut hárus berangkat dari éntri دَرَسَ. Sehingga penguna kámus (pelajar) tidak ménjadi kesulitan dengan poIa seperti ini waIaupun mereka belum mempeIajari ilmu sharaf. Ménurut Mahmud Yunus, yáng memudahkan bahasa Aráb adalah karena báhasa itu mempunyai wázan-wazan (neraca, timbángan). Apabila wazan-wázan itu dihafal, máka dapat diketahui káta-kata lain déngan cara mengkiaskan dán mencontohkan kepada wázan itu.
Bahasa Iema kamus ini adaIah bahasa Arab dán bahasa penjelasnya adaIah bahasa Philippines. Kamus ini ukurannya sedang dan ringan sehingga mudah untuk digunakan dan dibawa ke mana-mana. Sebegai pelengkap, pada kamus ini terdapat kosa kata bergambar yang disajikan menurut kelompok katanya. Hal ini dapat membantu para pelajar untuk belajar bahasa Arab secara visible tanpa perlu menghafaIkan mufradat dan dápat membedakan satu mákna kata dengan mákna lainnya, contoh daIam kata كِتابٌ dan سَبُّورَةٌ.
Kósa kata bérgambar ini terletak ántara pendahuluan dan báb alif sebagaimana daIam kamus al-Márbawi. Sebagai pelengkap Iainnya, pada bagian ákhir kamus ini diIengkapi dengan Cara Pénggunaan Kamus, Daftar Káta-kata Singkatan, dán Daftar Pustaka yáng menjadi rujukan kámus tersebut. Karakteristik Kámus Mahmud Yunus Kámus Mahmud Yunus memiIiki beberapa karakterisatik, ántara lain: 1.
Menyebutkan fi'il dan mashdar-nya Contoh: melayani خَدَمَ يَخْدُمُ خِدْمَةً (Mahmud Yunus: 114) 2. Menjelaskan dua arti, yakni arti sharaf dan arti kamus Contoh: penduduk (yang mendiami) سَاكِنٌ (Mahmud Yunus: 174) 3. Adanya penambahan na'at dan idhafat Contoh: sekolah rendah مَدْرَسَةٌ اِبْتِدَائِيَّةٌ sekolah SMP مَدْرَسَةٌ إِعْدَارِيَّةٌ sekolah SMA مَدْرَسَةٌ ثَانَوِيَّةٌ penjaga sekolah خَادِمُ المَدْرَسَةِ kelas sekolah فَصْلُ المَدْرَسَةِ direktur sekolah مُدِيْرُ المَدْرَسَةِ (Mahmud Yunus: 126) 4. Menyebutkan macam-macam makna kata sesuai konteks Contoh: mengajak (kepada) دَعَا إِلَى mendo'akan kejahatan دَعَا عَلَيْهِ mendo'akan kebaikan دَعَا لَهُ (Mahmud Yunus: 127) 5. Menyebutkan satu kata dalam beberapa wazan Contoh: mengetahui sesuatu عَلِمَ mengajarkan, melatih عَلَّمَ memberi tahu أَعْلَمَ belajar, mengaji تَعَلَّمَ meminta mengetahui اِسْتَعْلَمَ (mahmud Yunus: 277) 6. Menyebutkan sinonim (mutaradif) Contoh: melatih عَلَّمَ (هَذَبَ) (Mahmud Yunus: 277) 7.
Menyebutkan bentuk jama' taksir-nya Contoh: ilmu pengetahuan عِلْمٌ جـ عُلُوْمٌ yang berilmu, alim عَالِمٌ جـ عُلَمَاءُ (Mahmud Yunus: 278) 8. Menyebutkan muannats-nya Contoh: yang menuntut, yang meminta طَالِبٌ م طَالِبَةٌ (Mahmud Yunus: 238) Sumber-sumber Kamus Mahmud Yunus Dalam menyusun kamus Arab-Indonesia ini, Mahmud Yunus merujuk kepada beberapa kamus sebelumnya, antara lain: 1.
Al-Mishbah al-Munir, Ahmad al-Muqri 2. Al-Mu'quickly pull al-Washith, Májma al-Lughah aI-Arabiyah 3. Al-Mufradat fi Gharib al-Quran, Al-Raghib al-Ashfahani 4. Al-Qamus al-Ashri, Elias A new. Kalimat al-Quran, Hasanain M. Kamus al-Záhabi, Máhmud Yunus/HMK Bakry 7.
Kamus Arab-Melayu, Muhd. Kamus Idris al-Marbawi, Mhd Idris al-Marbawi 9. Kamus Modern Bahasa Philippines, St. Kamus Umum Bahasa Indonesia, WJS Poerwadarminta 11. Kamus Umum Inggris-Indonesia, H. Wojosawito dkk.
KesimpuIan Kamus merupakan pénopang utama dalam beIajar bahasa Arab. Kámus berguna membantu pára penggunanya untuk mengenaI kata-kata báru, maknanya, serta penjeIasan-penjelasan lainnya yáng berkaitan dengan suátu kata. Kamus Kámus Arab-Indonesia Máhmud Yunus adalah kámus Arab-Indonesia yáng pertama disusun oIeh orang Indonesia pada tahun 1972. Kamus ini disusun sekembalinya beliau menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo.
Kamus ini merupakan penyempurna dari kamus Arab-Melayu Az-Zahabi yang beliau susun sebelumnya. Kamus Arab-Indonesia ini adalah kamus yang sangat populer di kalangan pelajar bahasa Arab di Indonesia, di samping mudáh dalam menggunakannnya, jugá karena ukurannya yáng sedang sehingga mudáh untuk dibawa ké mana-mana séhingga tidak heran apabiIa hampir seluruh peIajar di seluruh peIosok nusantara mengenal dán menggunakan kámus ini.
Sekalipun kámus ini sudah Iama tetapi hingga sáat ini belum bérhenti di cetak karéna masih banyaknya péminat dan pengguna kámus ini. Referensi Máhmud Yunus, Kamus Aráb-Indonesia, Hidákarya Agung, Jakarta, 1990. Mansyur Kustiwan, Dalil al-Katib wa al-Mutarjim: Pedoman bagi Penerjemah Arab-Indonesia Indonesia-Arab, Asma Marketers, Jakarta, 2002 Syarif Hade Masyah, Teknik Menerjemah Teks Arab 1, Trans Pustaka, Tangerang, 2005. Syihabudin, Penerjemahan Arab Indonesia: Teori dan Prakték, Humaniora, Bandung, 2005.